Wednesday, October 26, 2016
Thursday, March 24, 2016
Emoji, Smiley, Emoticon WhatsApp di Iphone
Hal tersebut terjadi pula kepada saya. Ketika mencoba install aplikasi WhatsApp tidak ada pilihan untuk memasukan smily atau emoticon. Ini disebabkan saya baru pertama kali menggunakan Iphone.
Jangan khawatir, tidak munculnya emoticon bukan karena aplikasi WhatsApp yang error, melainkan ada pengaturan di Iphone yang harus kita rubah terlebih dahulu.
Pengaturan tersebut bisa anda temukan di Setting -> General -> Keyboard -> Keyboard -> Add New Keyboard...
Setelah itu pilih emoji, coba anda kembali ke WhatsApp. Taraaaa....
Monday, March 14, 2016
Mengatur Brightness di Linux Mint
Instalasinya cukup mudah. Namun ada sedikit kesulitan yang saya temui, yaitu saya tidak menemukan menu pengaturan untuk setting brightness, termasuk hotkey keyboard fn+f5 dan fn+f6 pun tidak berfungsi. Di ubuntu yang biasa saya gunakan, hotkey tersebut berfungsi dengan baik. Dari hasil browsing disarankan untuk menginstall xbacklight, akhirnya saya coba install, dan ternyata.... tetap tidak bisa, hehe. Dari hasil review-reviewnya sih yang paling mudah menggunakan xbacklight, mungkin karena ada settingan video card yang saya belum tahu.
bagi yang ingin install xbacklight berikut langkahnya (barangkali di pc/laptop anda bekerja)
1. Install xbacklight
sudo apt-get install xbacklight2. Untuk mengatur brightness
xbacklight -set
Seperti yang sudah saya katakan di atas langkah tersebut ternyata tidak bekerja di laptop saya, rekomendasi selanjutnya adalah dengan penggunaakn perintah xrandr, and it working for me :). O ya, saya menggunakan laptop ASUS X401-U (amd radeon).
1. Ketikan xrandr
perintah xrandr akan menampilkan informasi mengenai kartu grafik yang anda gunakan.
2. Atur brightness
xrandr --outputbagian--brightness
Sunday, January 24, 2016
Amplop di Bis
Badanku sedikit lelah, akibat harus naik turun bis berkali-kali. Akhir-akhir ini jakarta memang sedang tidak bersahabat untuk orang-orang seperti kami. Bukan. Ini bukan tentang harga BBM yang naik turun sesukanya. Bukan juga tarif listrik yang saat ini sedang tinggi. Atau pajak kendaraan yang dibuat berkali-kali lipat, yang katanya demi kesejahteraan rakyat. Karena tidak ada bedanya, dari awal itu memang sudah menjadi barang mewah untuk kami.
Saat ini aku di bis kota, karena tak tahu lagi apa lagi yang harus kulakukan. Maafkan aku sayang, km harus tetap susah walaupun sudah 30 tahun hidup bersamaku. Berulangkali aku bicarakan ini kepadamu, tapi kamu selalu menghiburku. Seakan tak pernah ada raut penyesalan di muka yang sudah tidak muda itu.
"Mas, uang kita benar-benar habis", istriku berkata selembut mungkin agar tidak membuatku marah. Sepanjang hidupku bersamanya tak pernah sekalipun dia mengeluh tentang kondisi keuangan kami. Dia selalu sabar walaupun pernah selama tiga hari berturut-turut kami sekedar makan roti dan dari nasi dari pemberian orang. Tapi kali ini beda.
"Iya, sabar ya, pasti ada jalan kok". Kucoba untuk menenangkan istriku. Padahal aku sendiri bingung apa yang harus kulakukan untuk mengatasi masalah ini. Di pojok rumah dari triplek kami, selly tidur, sudah hampir sepuluh hari panasnya tak kunjung turun. Kami bingung, padahal orang seperti kami kalau sakit biasanya hanya tiga hari. Jangan kau bilang BPJS kawan, terdaftar sebagai warga jakarta pun kami tidak.
Sehari-hari kami berjualan barang bekas di dekat stasiun. Sekedar untuk makan 'layak' sekali dua hari bisa. Dan dua minggu ini, tak ada satupun yang membeli barang bekas yang kami jual.
Akhirnya ak putuskan untuk ngamen. Padahal dari dulu aku coba untuk tidak melakukannya. Tapi apa daya, tak ada lagi yang bisa kulakukan. Tak mungkin kubiarkan selly sakit, tanpa diobati, terlalu lama. Aku buat beberapa amplop. Kutuliskan kalimat agar beberapa orang tersentuh, kutulis bahwa ini kulakukan untuk selly. Karena aku khawatir kepadanya. Aku takut jika harus kehilangan anak kembali, untuk yang kedua kalinya.
Pagi ini aku langsung berangkat ke kebon jeruk, aku naik ke salah satu bis. Kubagikan amplop itu. Bis tidak terlalu sepi, tidak juga terlalu ramai. Kulihat ada sepasang muda-mudi di baris lima kursi sebelah kiri. Dan aku juga melihatmu kawan. Kuletakan salah satu amlop itu kepadamu. Ya, kepadamu. Sekarang terserah padamu. Apakah selly akan aku bawa berobat, atau kubiarkan terbaring seperti itu. Entah. Entah sampai kapan.